








Penduduk asli Pulau Enggano adalah suku Enggano, yang terbagi menjadi lima puak asli (penduduk setempat menyebutnya suku). Semuanya berbahasa sama, bahasa Enggano. Suku atau Puak Kauno yang mulai menempati tempat ini pada zaman Belanda (sekitar tahun 1934). Selain Suku Kauno, terdapat Suku Banten (pendatang), dan empat suku lainnya. Penduduk dari pulau dengan luas 40 hektare ini rata-rata hidup dari perkebunan kakao yang hasilnya dijual ke Kota Bengkulu.


Penulis menyempatkan untuk melihat pelabuhan malakoni yang pada tahun 2000 terjadi gempa besar yang menyebabkan roboh nya pelabuhan malakoni. Dan rumah adat suku kaitora. Rumah adat yang lain sudah banyak rusak dan tidak terawat. Melihat kehidupan di pulau ini masih asli karena dari adat di pulau ini peraturan adat untuk selalu menjaga keaslian pulau. Jalan penghubung antar desa melewati jalan tengah rusak berat sehingga penulis harus berkubang dengan lumpur untuk bisa melihat desa di Pulau Enggano.
Yang menarik bagi penulis disini Hutan Mangrove dengan pohon yang cukup banyak dan besar berpotensi untuk pembibitan dan dikembangkan. Gagasan dari Danposal Pulau Enggano Pelda Harun Sujatmiko didukung anggota Posal Enggano untuk mengadakan pembibitan di mulai dengan 1000 pohon mangrove. Bisa menjadi pilot project dalam rangka melestarikan hutan di kawasan pesisir sebagai pertahanan pantai dari gelombang yang menyebabkan abrasi di pantai-pantai Indonesia.
Dan penulis sampaikan dukungan terhadap kelestarian lingkungan pesisir. Semoga dengan tulisan ini bisa menyampaikan pesan bahwa di mulai dari sekarang untuk berbuat terhadap lingkungan. Kalau bukan kita siapa yang menjaga, supaya keturunan kita bisa menikmati dan berkelanjutan untuk selalu menjaga lingkungan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar